1 Ruang Lingkup
1) Metode pengujian ini meliputi penentuan kuat tekan benda uji silinder beton dengan
menggunakan teknik pemasangan cetakan uji pada pelat beton pada waktu pengecoran.
Metode pengujian ini dibahas hanya untuk tebal beton dari 125 mm sampai 300 mm;
2) Nilai satuan dinyatakan dalam metrik;
3) Metode ini tidak dimaksudkan untuk menjelaskan semua permasalahan keamanan, bila
ada kaitannya dengan penggunaannya. Masalah tersebut menjadi tanggung jawab
pengguna dalam menerapkan sesuai keamanan dan kesehatan, dan juga ketentuan-
ketentuan yang harus ditaati sebelum menggunakan standar ini.
2 Acuan
− ASTM C, 470 : Specification for Molds for Forming Concrete Test Cylinders Vertically.
− ASTM C, 873-94 : Standard Test Method for Compressive Strength of Concrete
Cylinders Cast in Place in Cylindrical Mold1.
− ASTM C 670 : Practice for Prevaping Precision and Bias Statements for Test Methods for
Construction Materials.
− SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Contoh Uji Beton Berbentuk Silinder.
− SNI 03-2492-1991 : Metode Pengujian Pengambilan Benda Uji Beton Inti.’
− SNI 03-4168-1996 : Tata Cara Pembuatan Lapisan Perata Beban (Kaping) untuk Benda
Uji Silinder Beton.
3 Ringkasan Metode Uji
1) Cetakan silinder beton terdiri atas sebuah cetakan dan penyangga yang dipasang
dengan kuat pada aciuan pelat beton, sebelum pengecoran beton seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 1. Ketinggian permukaan atas cetakan sesuai bidang
permukaan beton yang diinginkan. Penyangga cetakan dimaksud untuk menghindari
kontak langsung antara pelat beton dengan sisi luar cetakan dan memudahkan
pengambilan, setelah beton mengeras.
2) Cetakan diisi bersamaan pada saat pengecoran pelat beton dilakukan. Benda uji setelah
melalui perawatan dipindahkan dari tempatnya untuk segera dibuka cetakannya,
dikaping dan diuji. Kuat tekan yang akan dilaporkan dikoreksi berdasarkan perbandingan
tinggi dengan diameter benda uji sesuai faktor koreksi pada metode pengujian
SNI 03-2492-1991.
SNI 03-6429-2000
4 Kegunaan
1) Kekuatan silinder yang dicor di tempat mempunyai hubungan dengan kekuatan beton
struktur karena mengalami kondisi perawatan yang sama dimana benda uji dirawat
sesuai perawatan pelat beton. Namun demikian karena perbedaan kelembaban, derajat
konsolidasi, ukuran benda uji dan perbandingan tinggi terhadap diameter, tidak ada
hubungan yang tetap antara kekuatan benda uji yang dicor di tempat dengan benda uji
hasil bor inti. Bilamana benda uji silinder hasil bor inti tidak mengalami kerusakan, diuji
pada kondisi kelembaban yang sama maka antara, kuat tekan silinder diharapkan sama
seperti benda cair cor di tempat, mempunyai nilai rata-rata 10% lebih besar dibanding
benda uji cor di tempat bor inti untuk umur di atas 91 hari pada kondisi kelembaban,
ukuran dan perbandingan tinggi terhadap diameter yang sama.
2) Kekuatan silinder cor di tempat dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti untuk
mengetahui kapasitas menahan beban dan pelat beton, penentuan saat pembukaan
acuan, dan penentuan efektivitas perawatan dan perlindungan.
5 Peralatan
1) Cetakan cor di tempat harus mempunyai diameter minimum 3 (tiga) kali ukuran agregat
maksimum nominal. Perbandingan tinggi terhadap diameter tengah benda uji (L/D)
setelah dikaping minimal 1,0 dan lebih baik antara 1,5 sampai 2,0. Cetakan harus
terbuat dari silinder bulat utuh, dengan ukuran diameter dalam 100 mm. Perbedaan rata-
rata terhadap diameter nominal tidak lebih dari 1% serta perbedaan yang satu dengan
yang lainnya tidak lebih dari 2%. Bidang atas dan dasar cetakan harus tegak lurus
sumbu cetakan dengan perbedaan maksimum 0,5o
Aplikasi yang didukung
Browser, Adobe Acrobat dll
Tipe File
PDF
Harga
Gratis